Area kerja PT Freeport Indonesia sekitar 90 % terdiri dari ekosistem alami yang berbeda mulai dari ekosistem hutan mangrove, hutan rawa sagu, hutan hujan dataran rendah, hutan kerangas, hutan pegunungan, alpine dan sub-alpine. Sejak tahun 1994, PTFI telah mengundang berbagai peneliti nasional maupun internasional untuk melakukan kajian keanekaragaman hayati diwilayah kerja PTFI. Berbagai kegiatan penelitian yang telah dilakukan diantaranya tentang vegetasi, mamalia, burung, ampibia, perikanan air tawar, insekta air dan insekta terrestrial. Hasil penelitian ini telah menemukan banyak spesies baru mulali dari biota akuatik hingga tanaman dan fauna terrestrial seperti 16 spesies crab yang baru, 17 spesies mamalia yang belum dipastikan identifikasinya, 20-30 potensi spesies kodok yang baru.

Hasil penelitian tersebut dapat diaplikasikan pula kedalam area Taman Nasional Lorentz yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia oleh Organisasi dunia dibidang pendidikan, penelitian dan budaya (UNESCO) mengingat lokasi area kerja PTFI adalah berbatasan langsung dengan Taman Nasional Lorentz (TNL). Dengan luas Taman Nasional Lorentz sekitar 2,4 juta hektar, dan merupakan taman nasional terluas se Asia tenggara maka informasi hasil penelitian yang dilakukan di wilayah kerja PTFI dapat dijadikan opsi salah satu acuan dalam pengelolaan Taman Nasional Lorentz.

Sejak tahun 2006, hingga kini PTFI telah melepaskan hampir 25.000 ekor labi-labi moncong babi (Carretochelys Insculpta) ke habitatnya di alam Papua

Bersama-sama para pakar Indonesia dan internasional, Freeport Indonesia terus menjalankan program pemantauan lingkungan yang mencakup survei flora dan fauna secara ekstensif di dalam berbagai rentang habitat berbeda. Lebih lanjut, sebuah prosedur baku pengoperasian (SOP) untuk pengelolaan keanekaragaman hayati sedang dikembangkan. Sebagai bentuk peran aktif dalam Keanekaragaman Hayati maupun komitmen PTFI untuk terlibat dalam kegiatan konservasi flora dan fauna endemik Papua sebagaimana yang dinyatakan di dalam Kebijakan Lingkungan Perusahaan, pada tahun ini PTFI bekerja sama dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah Papua (BBKSDA) dan Kementerian Lingkungan Hidup melepasliarkan 1.354 labi-labi (kura-kura) moncong babi ke habitat asalnya di area Taman Nasional Lorentz. Atas berbagai upaya dan kontribusi penting untuk konservasi habitat satwa liar, pendidikan lingkungan serta upaya-upaya sukarela lain, PTFI menerima sertifikasi Wildlife at Work (akhir tahun 2011) dan dinominasikan untuk penghargaan Corporate Land for Learning Rookie of the Year (pertengahan tahun 2012) dari Wildlife Habitat Council (WHC) Amerika.

Dari berbagai penelitian tersebut juga telah dihasilkan berbagai poster, artikel dan buku tentang keanekaragaman hayati Papua secara khusus kawasan Kabupaten Mimika. Adapun buku-buku yang telah diterbitkan tersebut diantaranya: Ikan air tawar Kabupaten Mimika Papua / Fresh water fishes of the Timika Region New Guinea (2000), Biota akuatik perairan Mimika, Papua / Aquatic Biota of Mimika waters, Papua (2002), Kupu-kupu Mimika / Mimika Butterflies (2003), Burung Mimika / Birds of Mimika (2004), Hewan sub-alpin dan alpin Mimika, Papua-Indonesia /Subalpine and Alpine fauna of Mimika, Papua Indonesia (2005), Kepiting bakau muara Kabupaten Mimika / Mangrove Estuary crabs of the Mimika Region, Papua (2009), Krustasea air tawar Kabupaten Mimika, Papua / Freshwater crustacean of the Mimika Region, Papua (2009), Udang bakau muara Kabupaten Mimika, Papua-Indonesia / Mangrove Estuary Shrimps of the Mimika Region, Papua – Indonesia (2015), Panduan lapangan Katak Kabupaten Mimika, Papua – Indonesia / Field guide to Frogs of the Mimika Region, Papua-Indonesia (2015) dan Buku panduan burung Kabupaten Mimika, Papua-Indonesia (2015) / A guide to the Birds of the Mimika Region-Papua, Indonesia (2015).

Guna menunjung kegiatan mempertahankan keanekaragaman hayati Papua secara khusus kabupaten Mimika, PTFI juga telah berkontribusi dan bekerja-sama dengan berbagai pihak terkait baik Pemerintah (Balai Konservasi Sumber Daya Alam –BKSDA, Karantina, dan pemerintah setempat), lembaga swadaya masyarakat (LSM), militer dan masyarakat setempat diKabupaten Mimika dalam upaya konservasi keanekaragaman hayati melalui kegiatan pelepasliaran kembali satwa dilindungi dan endemis Papua hasil sitaan maupun penyerahan suka rela oleh masyarakat. Sejak dimulai kerja sama ini ditahun 2006, PTFI telah membantu melepasliarkan:

1.      Lebih dari 41.000 individu labi-labi moncong babi (Carettochelys insculpta) dihabitatnya berbagai lokasi dalam Taman Nasional Lorentz

2.      21 Kanguru tanah (Tylogale brunii) ke habitatnya di Taman Nasional Wasur Merauke, Papua

3.      139 burung Nuri Kepala Hitam (Lorius lorry) dan 7 burung kakatua jambul kuning (Cacatua galerita)

4.      11 ular sanca hijau pohon (Morelia viridis), 20 ular piton bibir putih (Leiophyton albertisi), 1 ular boa tanah Papua (Candoia aspera) dan 1 ular sanca patola (Morelia amesthistina)

5.      2 ekor kuskus ekor tembaga dan 1 ekor kuskus totol

6.      2 ekor kasuari gelambir ganda (Casuarius casuari)

7.      3 ekor buaya air tawar Papua (Crocodylus novaguineae) dan 2 ekor kadal lidah biru (Tiliqua gigas)

Berbagai fasilitas untuk menunjang aktifitas konservasi keanekaragaman hayati juga telah dibangun diantaranya Diorama ekosistem, Taman botani, Penangkaran Kupu-kupu, kandang transit burung dan juga laboratorium herbarium. Selain untuk tujuan konservasi, fasilitas-fasilitas tersebut juga dimaksudkan sebagai sarana edukasi bagai masyarakat Kabupaten Mimika secara khusus anak-anak sekolah mulai dari Taman Kanak-kanak hingga perguruan tinggi di Timika.

 

Berbagai penghargaan dan apresiasi telah diterima PTFI untuk upaya dan komitmen yang telah dilakukan dalam rangka mendukung kegiatan konservasi keanekaragaman hayati diantaranya:

1.      Tahun 2011, Wildlife Habitat Council (WHC) di Amerika telah mensertifikasi program keanekaragaman hayati PTFI

2.      Tahun 2012, WHC menetapkan Program Edukasi Lingkungan PTFI sebagai Rookie of the Year untuk kategori area perusahaan untuk pembelajaran lingkungan

3.      Tahun 2014, WHC mensertifikasi Program Edukasi Lingkungan PTFI sebagai kawasan perusahaan untuk pembelajaran lingkungan

4.      Tahun 2013, 2014 dan 2015 secara berturut-turut mendapatkan penghargaan Indonesia Green Award Sekolah CSR La –Tofi untuk kategori program konservasi keanekaragaman hayati.

Tahun 2017 mendapatkan penghargaan emas (GOLD PROGRAM OF THE YEAR) dari WHC dan disebutkan sebagai program teladan diantara 81 penghargaan emas lainnya yg diberikan oleh WHC untuk program konservasi keanekaragmaan hayati. Serta memperoleh 3 penghargaan dengan hasil skor tertinggi untuk 3 program individual lainnya