Agandugume – Kuyawage, Kami Datang 07 Agustus 2015 | Berita Lain News

07 August 2015

 

Fenomena kekeringan dan hujan es yang terjadi pada pertengahan Juli 2015 di Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua, dan beberapa wilayah di sekitarnya menimbulkan dampak bagi alam dan penghuninya. Hujan es telah melanda tepatnya sejak 5 Juli 2015.

Kekeringan dan hujan es yang melanda Distrik Agandugume Kabupaten Puncak, Papua mengakibatkan rusaknya tanaman masyarakat sebagai bahan pangan pokok - mengakibatkan krisis pangan terhadap penduduk di wilayah tersebut.

Menyikapi keadaan ini, PTFI sebagai salah satu perusahaan yang beroperasi di Papua memberikan perhatian secara khusus pada bencana yang terjadi di wilayah tersebut.

Pengiriman bantuan kemanusiaan ini dilakukan dalam 2 tahap. Di tahap I, Jumat (17/7), total sekitar 2,3 ton bahan makanan dikirimkan untuk membantu warga di Distrik Agandugume. Bantuan tahap II, yang diberikan beberapa hari berikutnya, tepatnya pada Kamis (23/7), total 2,1 ton bahan makanan bagi warga masyarakat kampung Kuyawage yang juga mengalami kekeringan dan hujan salju didistribusikan.

 

Bantuan PTFI yang pada rencana awal akan diserahkan secara langsung oleh Menteri Sosial (Mensos) Kofifah Indar Parawansa bersama Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yambise akhirnya diserah-terimakan secara simbolis di Hanggar Bandara Mozes Kilangin Timika Rabu (22/7) akibat cuaca buruk yang tidak memungkinan distribusi bantuan dengan menggunakan helikopter. Acara serah terima bantuan secara simbolis ini diserahkan oleh Menteri Sosial kepada Ketua Lembaga Adat masyarakat Kuyawage, Max Oter Murib.

Menteri Sosial menyampaikan pesannya kepada masyarakat Kuyawage untuk tetap sabar dan tabah dalam menghadapi bencana alam ini. Mensos juga menyampaikan terima kasih kepada PTFI yang telah dengan tanggap dan cepat memberikan bantuan kepada masyarakat.

Max Oter Murib mewakili masyarakatnya mengatakan "Kami bersyukur sekaligus menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu masyarakat kami di di kampung yang saat ini sedang kedinginan dan lapar. Namun kami merasa ada perhatian dari semua pihak. Dengan bantuan ini untuk beberapa waktu ke depan stok pangan cukup jadi kami tidak kawatir akan kelaparan," kata Max.

 

Menurut Max, badai hujan salju di daerahnya merupakan kondisi alam yang terjadi setiap tahun sekali pada sekitar bulan Juni-Juli, terutama saat musim panas. "Kalau siang hari matahari panas terik, tapi di malam hari turun hujan salju. Setiap tahun pasti selalu ada kejadian seperti itu, tapi biasanya hanya satu hari. Tapi tahun ini terjadi selama lebih dari satu minggu," tutur Max.

Menurut Max, bencana hujan salju tersebut mengakibatkan hasil pertanian masyarakat seperti sayur dan umbi-umbian mengalami kekeringan. Di wilayah Kabupaten Puncak, kondisi terparah terjadi di tiga kampung Distrik Agandugume.

Warga yang bermukim pada tiga kampung itu sebanyak lebih dari 10 ribu jiwa. Kasus serupa terjadi di Distrik Kuyawage, Kabupaten Lanny Jaya yang berbatasan langsung dengan Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak.

Menurut Vice President Community Development Claus Wamafma, PTFI berkomitmen untuk membantu masyarakat di sekitar area Kontrak Karya, namun dalam hal ini meskipun wilayah yang terdampak bencana cuaca ekstrim lokasinya jauh dari area operasional pertambangan, PTFI tetap merasa perlu membantu masyarakat yang sedang mengalami musibah ini. Hal ini juga merupakan implementasi program CSR PTFI. Claus berharap bantuan ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat di kedua tempat tersebut, sehingga mampu bertahan melalui masa-masa sulit ini. (Hendrikus)

Back to List

Berita Selanjutnya

Other 1
06 January 2017

PT Freeport Indonesia hari ini menyerahkan bonus juara sebesar 1 Milya...

09 January 2017

PT Freeport Indonesia (PTFI) hari ini menerima piagam rekor dunia dari...